Minggu, 25 Oktober 2020

Lagi 


Hingga petang ini masih kutunggu sinar senja dari ufuk barat di atas perbukitan. Namun, lagi-lagi kabut menghadang pandangan dan yang kutatap hanyalah gumpalan awan yang kian menebal. Aku tak menyerah, kutunggu hingga kabut menghilang sembari menyeruput teh panas, tapi tiba-tiba yang ku dapatkan hanyalah malam.

Menunggu tidak selalu mengasikkan, kadang kecewa kerap datang agar kita dapat mengerti arti sebuah pensyukuran. Menunggu kadang menyebalkan, mungkin karena waktu tak memberi kesempatan. Menunggu kerap membuat naik darah,  mungkin alam semesta tak ingin kita menyerah. Menunggu juga banyak kejutan, sebab tidak semua tunggu berakhir perjumpaan.

Tapi setidaknya aku sudah berusaha, meski yang didapatkan kekecewaan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar