Jumat, 25 September 2020

 KITA


Kita pernah menjadi ramai disudut paling sepi, 

saling mengisi saat sunyi kian menghampiri,

menjelma bayang-bayang dalam rangkaian peristiwa, 

mengukir goresan bahagia didalam dada.


Aku berjuang melukis senja  untukmu,

namun kau lebih menyukai malam.

dalam bait-bait sajak ku selalu kuselip kamu,

sedang dalam kau, selalu dia yang kau tuangkan,

aku senang bisa menunggumu,

tapi hanya dia yang bisa memilikimu.


Untuk semua rindu yang menggebu,

mendekap erat kala kelabu.

rasa ini masih milikmu,

dan detik ini, masih, rindu ini untukmu.


tak bisakah kau diam duhai rindu?

dia sudah tak digenggamanku.


Kita, seperti ketidak sengajaan yang diatur baik oleh Tuhan.

tak memaksa.....

tapi aku minta tolong semesta,

beri kekuatan untukku hari esok, serta kebahagiaan untuknya.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar