Rabu, 23 September 2020

Bersama Sepi


Malam yang sunyi, bersama sajak-sajak puisi yang menemani,

duduk didepan laptop sembari memikirkan diksi-diksi,

semua menggema berisik di dalam kepala untuk diluapi,

tentang semua rasa dan bagaimana untuk menamai.


Kini yang terasa jiwa amat nelangsa,

kau datangkan anak panah dari segala arah,

kau balut aku dengan sembilumu,

kau hantam semua bahagia dengan bongkahan luka.


Sepi dan sunyi dalam relung hati kian memaki,

berharap isi hati bisa diluapi,

tak ada tangga yang mau menopangi,

jatuh berkali-kali dan hanya sendiri.


Tak ada lagi genggaman,

yang tertinggal hanya kenangan,

kau memilih pergi tanpa sepatah kata,

ku coba beranjak agar tak tenggelam dalam duka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar