Jumat, 04 Desember 2020

Friendzone 


Harusku bilang berapa kali bahwa kunci persahabatan antara pria dan wanita tidak boleh melibatkan perasaan. Jika salah satu dari kalian terjebak didalamnya, ku kira kau akan benar-benar babak belur kali ini. Tak ada yang lebih menyakitkan dalam mencintai selain mencintai sahabat sendiri. Dalam kasus ini hanya akan ada dua kemungkinan ; pertama, cintamu diterima sebab dia juga punya rasa yang sama, kedua; cintamu ditolak dan kalian akan menjadi canggung atau bahkan saling menjauh. Tapi, ada hal yang lebih buruk ; -saat kalian memutuskan berpisah setelah menjalin hubungan, untuk kembali menjadi sahabat seperti sebelumnya kemungkinannya sangat kecil.

Banyak dari kita yang menyukai sahabat sendiri, tapi seolah-olah itu semua tak terjadi dan enggan mengakui. Nyatanya, kita nyaman-nyaman saja masuk kedalam circel friendzone selama dia tak menunjukkkan menyukai orang lain. Namun, semua bisa menjadi boomerang saat kau tau dia menyukai orang lain. Ada degupan kencang didadamu saat dia bercerita tentang gebetan atau pacarnya, kau akan menggangap semua cerita sudah tak menyenagkan, lalu kau akan menyalahkannya.

Friendzone memang menyebalkan, dan aku setuju kali ini, heee.
Sebenarnya siapa yang salah jika salah satu sudah masuk kedalam zona friendzone? hmmm,... menurutku "sama-sama salah", ga mungkin ada asap, kalau ga ada api bukan?.
Satunya baperan, satunya lagi kerap memberi perhatian. Satunya chatan pake hati, satu lagi chatan cuma sekedar basa basi. Setiap hal kecil dianggap perhatian, padahal hanya untuk mengisi waktu luangnya. Semua perhatian dikira hanya untuk dia, padahal diperlakukan sama dengan yang lainnya. 
Jadi, dari pada sibuk saling menyalahkan hingga baku hantam, kenapa tidak merasa sama-sama salah?

Manusia memang aneh, semua yang mudah kerap dibuat rumit, dari pada harus terjebak kedalam zona Friendzone, kenapa tidak berterus terang tentang perasaanmu? untung-untung kalau dia juga punya rasa yang sama. Tak usah menerka-nerka tentang hubungan kalian, buang dulu ego yang tinggi itu. Menurutku, kamu berhak menanyakan status hubungan kalian agar kau tak salah kiprah untuk kedepannya, lebih baik bertanya agar tak banyak tanda tanya, lebih baik ditolak dari pada diberi harap tanpa kepastian. Apapun jawaban yang dia berikan kamu harus menerimanya dengan lapang dada, sebab bahagianya tak melulu tentang kamu. 
Semoga berhasil ya, heeee.

Kamis, 03 Desember 2020

Bertanya 


Semua tentang kita kenapa sangat membingungkan?

kenapa kau selalu ada hingga tiba-tiba tiada?

kenapa kerap memberi perhatian, jika akhirnya menyisakan tangisan?

kenapa terus-terusan memberi bayangan jika tiba-tiba menghilang?

kenapa enggan memberi kepastian, hingga dia yang jadi pujaan?

kenapa kau genggan tangan ini, jika akhirnya dilepaskan?


ahh....

bukankah ini melelahkan?

bahkan belum memulai, namun harus kandas ditengah perjalanan.

skenario Tuhan benar-benar diluar dugaan,

diawali dengan banyak senyuman, lalu diakhiri dengan sakit yang disembunyikan.


gak apa-apa, gak semua hal harus baik-baik saja,

bak gulai tanpa garam, hidup tak mengasikkan jika tak dibumbui kesedihan,

bukankah untuk melihat pelangi yang indah harus ada hujan yang lebat dahulu?